Blog ini dari kami para Dokter Gigi Program Pendidikan Spesialis Periodonsia ( spesialis jaringan penyangga gigi,bedah minor kuratif- estetik rongga mulut,dan dental implant ) Universitas Airlangga Surabaya 2010, Enjoy our blog dan semoga bermanfaat...
Kamis, 28 Agustus 2008
Mulut Segar, Puasa Pun Lancar
Bulan puasa seringkali diidentikkan dengan bau mulut. Ternyata, penyebab bau mulut bisa beragam, mulai kesehatan rongga mulut sampai adanya penyakit tertentu. Ada, kok, cara mengatasinya.
Bau mulut, atau halitosis, disebabkan oleh banyak sebab. Penelitian menunjukkan, hampir 85 sampai 90 persen halitosis bersumber dari adanya kelainan di rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga gigi.
"Di dalam rongga mulut terdapat zat yang disebut volatile sulfur compound (VSCs). Zat ini mengandung hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid yang merupakan produk bakteri atau flora normal rongga mulut. Pada orang yang menderita halitosis, kadar VSCs di dalam mulutnya mengalami peningkatan," papar dr. Darnila Fahruddin, Sp.THT.
Peningkatan kadar VSCs dalam mulut disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas bakteri anaerob yang menyebabkan bau VSCs tercium indera penciuman. "Aktivitas bakteri anaerob itu terjadi apabila rongga mulut mengandung sedikit oksigen, terutama saat mulut kering dimana aliran saliva rendah. Sisa makanan itu kemudian dihancurkan oleh kuman dalam mulut," lanjutnya.
Namun, bau mulut tak hanya bersumber dari mulut, lo. Bisa juga penyebabnya dari hidung, jantung, atau karena penyakit tertentu, misalnya kencing manis, infeksi paru-paru, serta infeksi lambung atau usus. Pada anak-anak, bau mulut bisa jadi karena ada benda asing yang masuk ke hidung dan tak terdeteksi, sehingga terjadi pembusukan, lalu menimbulkan bau.
"Nah, bau ini dikira bau mulut, padahal sumbernya dari hidung." Infeksi karena kanker atau radang amandel kronis juga bisa membuat napas tak sedap. Penyebab lain bau mulut adalah asam lambung tinggi, misalnya pada penderita maag. "Bau mulut timbul karena asam dan basa tidak seimbang. Pada penderita maag, misalnya, asam lambungnya meningkat. Begitu maag kumat, otomatis tingkat keasaman mulut naik ke atas tenggorokan, sehingga timbul bau mulut. Orang yang punya sakit maag sebaiknya sering ngemil agar keasaman di lambung seimbang."
GOSOK GIGI USAI SAHUR
Bagaimana dengan bulan puasa? Apakah bau mulut meningkat dibanding hari-hari biasa? "Asal rajin membersihkan gigi, seharusnya bau mulut tak datang. Yang sering terjadi, selesai sahur, biasanya orang malas menggosok gigi dan langsung tidur. Padahal, setelah 30 menit tak makan, keasaman mulut akan meningkat, karena sisa asam tidak diangkat," kata Drg. Lita R. Darmawan pada kesempatan terpisah.
Saat berpuasa, tidak ada makanan yang masuk ke dalam mulut, sehingga mulut dalam keadaan istirahat dalam jangka waktu lama. "Nah, pada saat itu, sisa-sisa makanan yang ada dalam mulut, terutama yang ada di sela-sela gigi, lidah, dan sekitar gusi akan menumpuk karena daerah tersebut agak sulit dibersihkan. Ini akan mengundang aktivitas bakteri secara berlebihan. Aktivitas bakteri akan menghasilkan VSCs yang kemudian memengaruhi bau mulut seseorang."
Bau mulut juga bisa terjadi karena pengaruh makanan. "Misalnya jika kita menyantap makanan yang memiliki bau khas, sehingga bau makanan tersebut berakibat pada udara yang dihembuskan. Pada kasus ini, mula-mula makanan diserap oleh pembuluh darah yang masuk ke dalam paru-paru, kemudian diekskresikan (dikeluarkan) dalam bentuk udara yang kita hembuskan." Beberapa jenis makanan tertentu, seperti bawang putih, petai, jengkol, alkohol atau merokok bisa memicu bau mulut. "Apalagi kalau sering merokok, mulut akan mengeluarkan bau khas," ujar Lita.
Jadi, sarannya, "Sebaiknya pilih makanan yang banyak mengandung serat, seperti buah. Buah semangka atau bengkuang, misalnya, memiliki sifat sebagai cleaner atau pembersih dalam perut. Jadi, selain untuk gigi, juga untuk kesehatan."
Sementara itu, makanan manis seperti cokelat, permen, atau kue justru bisa menimbulkan penyakit. "Makanan-makanan itu juga cepat melekat di gigi, sehingga memicu timbulnya karang gigi yang juga akan menimbulkan bau," lanjut Lita seraya melanjutkan, pemakai gigi palsu atau cekat gigi juga harus ekstra keras melakukan perawatan. "Karena alat-alat itu mengandung metal yang akan mengeluarkan bau jika tidak rajin menjaga kesehatan."
CARI SUMBERNYA LEBIH DULU
Untuk mencegah bau mulut, perlu diketahui terlebih dahulu apa penyebabnya. "Cari dulu sumbernya. Bisa dari karang gigi yang sudah bertumpuk, gigi berlubang, atau sebab lain. Kalau bau mulutnya disebabkan oleh sisa makanan yang menyelip di gigi, maka pada saat menyikat gigi tak hanya menggunakan pasta gigi, tapi juga dibersihkan dengan dental floss. "Cuma, orang seringkali malas pakai dental floss, dan malah menggunakan tusuk gigi," kata ibu dua anak yang sehari-hari praktik di Kharinta Dental Clinic, Bintaro.
Untuk menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh gigi, ibu dua anak ini menyarankan menggunakan obat kumur atau obat penyegar. "Tapi, sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan obat kumur. Pasalnya, obat kumur mengandung septic. Jadi, gunakan hanya sebagai penyegar. Obat kumur atau penyegar sebetulnya hanya akan menghilangkan bau mulut untuk sementara. Sementara halitosis akan terus tercium sampai tubuh memusnahkan makanan tersebut."
Selain pasta gigi dan permen, minum daun sirih sebagai obat tradisional di kalangan orang awam juga bisa dipakai untuk melenyapkan bau mulut. Secara ilmiah, memang tak disebutkan meminum daun sirih mempunyai efek tertentu. "Silakan saja minum atau kumur dengan daun sirih, asal tak membahayakan. Yang perlu diingat, minum banyak daun sirih bisa membuat gigi jadi kuning," kata Lita berseloroh.
Untuk menjadikan mulut wangi dan gigi bersih, saran Lita, usahakan menggosok gigi sehari dua kali. "Gunakan benang (dental floss), serta periksa gigi rutin 6 bulan sekali. Jangan lupa, lidah juga disikat, karena lidah yang kotor juga akan menimbulkan bau." Untuk menggosok gigi, disarankan memakai sikat gigi yang ukuran kepalanya lebih kecil, agar bisa menjangkau sisa makanan yang berada di ujung mulut. "Kalau sikat tak bisa menjangkau ujung mulut, maka sisa makanan pun akan menumpuk dan menyebabkan bau mulut. Pilihlah sikat yang lunak agar gusi yang tersikat oleh sikat gigi tak berdarah," saran Lita.
Yang jelas, "Untuk mengatasi bau mulut, sebaiknya cari sumbernya lebih dulu. Perlu diperiksa di THT atau dokter gigi. Kalau sudah diperiksa ternyata ditemukan penyakit dalam, sebaiknya penyakitnya dihilangkan dulu. Jika penyakitnya sudah sembuh, umumnya bau mulut juga akan hilang. Jangan lupa, olahraga teratur."
GANTI SEBULAN SEKALI
Kondisi sikat gigi yang dipakai ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan gigi. "Sikat gigi tak lagi layak pakai bila bulu sikatnya sudah mekar. Itu artinya sudah harus diganti, karena sudah tak bisa membersihkan secara maksimal. Sisa-sisa makanan yang menyelip di gigi tak bisa dibersihkan lagi," ujar Lita.
Sebaiknya, lanjutnya, ganti sikat gigi sebulan sekali. "Bisa juga dengan melihat warna biru yang selalu berada di tengah sikat. Jika warna biru sudah hilang, sikat gigi sudah harus diganti," saran Lita.
KIAT ENYAHKAN BAU MULUT
1. Bersihkan gigi dua kali sehari. Sebaiknya gosok gigi setelah makan sahur dan malam menjelang tidur.
2. Bersihkan sisa-sisa makanan menggunakan dentol floss yang berguna untuk mengangkat sisa makanan yang menyelip di sela-sela gigi.
3. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
4. Gunakan obat kumur gigi.
5. Lakukan kontrol gigi 6 bulan sekali ke dokter gigi.
6. Sebelum puasa, periksa kesehatan gigi.
SIRIH ATAU CENGKEH PUN BISA
1. Ambil 2-3 bunga cengkeh. Panaskan dengan air secukupnya kurang lebih 5 menit, lalu dinginkan.
2. Berkumur dengan air rebusan ini beberapa kali sehari.
3. Berkumur dengan rebusan ramuan air sirih setiap pagi dan sore, atau bisa juga air sirih ini diminum.
4. Kumur dengan air hangat yang dicampur satu sendok teh garam juga bisa membantu mengurangi bau mulut. ***( diambil dari http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/22/051145.htm )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar