Jumat, 25 Juli 2008

PENYAKIT GINJAL KRONIS


Penyakit kronis pada ginjal merupakan kondisi dimana ginjal anda menjadi rusak dan menurunnya kemampuan untuk menjaga kebugaran anda selama anda melakukan aktifitas.. Bila penyakit ginjal menjadi lebih parah,sampah dari tubuh yang terbentuk akan seemikian tingginya levelnya didalam darah dan akan membuat anda menjadi sakit.Kemungkinan anda bisa juga mempunyai komplikasi seperti tekanan darah tinggi, anemia (low blood count), tulang yang melemah,kesehatan nutrisi yang buruk/gizi buruk dan kerusakan pada sarat. Juga, penyakit ginjal menaikkan resiko meningkatnya penyakit pembuluh darah dan jantung. Masalah ini kemungkinan terjadi secara perlahan-lahan selama perioda waktu. Penyakit ginjal kronis kemungkinan juga disebabkan oleh diabetes,tekanan darah tinggi,dan gangguan penyakit lainnya.Deteksi awal dan perawatan yang memadai bisa memperbaiki kondisi ini.Bila penyakit ginjal ini melanjut,akan memicu terjadinya gagal ginjal, yang nantinya membutuhkan dialisis atau cuci darah.Atau bisa juga diperlukan transplantasi organ ginjal untuk mempertahankan kelangsungan hidup .

Penyebab utama penyakit ginjal antarta lain tekanan darah tinggi dan kencing manis.Kencing ,manis terjadi bila level gula darah anda tinggi, yang bisa menyebabkan kerusakan beberapa organ didalam tubuh,termasuk ginjal dan jantung, juga pembuluh darah,saraf dan mata. Pada Tekanan darah tinggi, tekanan darah paad dinding pembuluh darah meningkat.Bila tidak terkontrol,atau kurang terkontrol,tekanan darah tinggi bisa memicu serangan jantung, stroke dan penyakit gagal ginjal kronis.
Beberapa gelala gagal ginjal antara lain:
- merasa sering lelah dan merasa kurang mempunyai energi.
- kesulitan dalam berkonsentrasi.
- nafsu makan yang buruk
- kesulitan dalam tidur.
- sering mengalami kram atau kejang otot diwaktu malam.
- kaki dan mata kaki bengkak.
- Kelopak mata hitam. terutama ketika pagi bangun tidur.
- kulit yang kering dan sering gatal.
- lebih sering kencing terutama di waktu malam..

Semua orang mempunyai resiko terkena penyakit ini, tetapi yang lebih beresiko tinggi adalah :
seseorang yang,...

*- menderita diabetes
*- punya tekanan darah tinggi.
*- mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit gagal ginjal .
*- usia tua

Bagaimana kerja dari ginjal?
Ginjal merupakan suatu organ yang membuang sampah dan cairan yang tidak diperlukan tubuh, beberapa kerja dari ginjal yang penting adalah :

* mengatur air didalam tubuh dan bahan bahan kimia lainnya didalam darah seperti:sodium, potassium, pospor dan kalsium.
* Menghilangkan obat dan racun yang masuk ke tubuh.
* Mengeluarkan hormon ke dalam darah untuk membantu tubuh dalam hal...
1.Mengatur tekanan darah.
2. Membuat sel darah merah. 3. membantu menguatkan tulang.

semoga artikel ini bermanfaat.Anda ingin chat/berbincang dengan saya?.silahkan saya di add di yahoo massenger anda.terimakasih.i am waiting.

Senin, 21 Juli 2008

tumor di rongga mulut


JIKA Anda mengalami sakit gigi disertai benjolan di sekitar mulut, jangan biarkan begitu saja. Bisa jadi itu merupakan indikasi tumor. Jika sudah terserang, jangankan untuk mengunyah makanan, hidup Anda pun akan tidak nyaman. Apa penyebabnya?

Tumor merupakan pertumbuhan sel yang tidak semestinya. Kombinasi kelainan genetik, oral hygiene yang buruk, serta nikotin adalah faktor pendukung terjadinya tumor ganas di rongga mulut. Tumor pada rongga mulut dapat terjadi pada lapisan epidermis mukosa mulut, otot, tulang rahang, kelenjar ludah, dan kelenjar getah bening. Sebagian orang mungkin belum sadar betul terhadap adanya tumor pada rongga mulut ini. Namun pada kenyataannya, tumor ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kualitas hidup si penderita, sehingga dapat mengganggu aktivitas harian.

Tumor, dalam bahasa medis, disebut neoplasma. neo berarti baru dan plasia berarti pertumbuhan atau pembelahan. Jadi neoplasma adalah pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Perlu diketahui bahwa sel tumbuh secara umum memiliki dua tugas utama, yaitu melaksanakan aktivitas fungsionalnya serta berkembangbiak dengan membelah diri. Namun pada sel tumor, yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi pengembangbiakan ini diatur oleh inti sel. Akibatnya, pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan yang meningkat.

Lalu, apa sebenarnya penyebab tumor rongga mulut ini? Menurut drg Denny Sidiq Hudayah SpBM, tumor pada rongga mulut ini terjadi karena pertumbuhan yang liar dalam mulut yang tidak dapat dikendalikan. Tumor pada rongga mulut ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu tumor ganas yang disebut maligna. Pertumbuhan tumor, baik jinak maupun ganas biasanya berasal dari berbagai jaringan di dalam dan sekitar mulut, termasuk tulang, otot dan saraf.

Gejala Tumor Jinak

Kanker mulut, terang drg Denny, biasanya terjadi pada bagian pinggir lidah, dasar mulut, langit-langit lunak, pipi, dan rahang. Tumor pada lidah dan dasar mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuarnosa. Tumor ini berasal dari pembuluh darah yang dekat dengan kulit dan sering ditemukan di dalam mulut.

Tidak hanya itu, kebiasaan mengunyah dan menghisap tembakau juga dapat mengakibatkan seringnya orang terkena tumor di bibir dan pipi. Tumor ini juga merupakan karsinoma verkosa yang pertumbuhannya lambat. Sedangkan tumor pada lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah. Orang yang mempunyai kebiasaan mengunyah atau menghisap tembakau, dapat terjadi benjolan putih dan dapat berkembang menjadi karsinoma verukosa.

Tumor pada mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuamosa yang tampak seperti terbuka dan cenderung tumbuh ke dalam struktur di bawahnya. Pada langit-langit lunak pun dapat terjadi tumor, dan biasanya berupa karsinoma sel skuamosa atau tumor yang dimulai di dalam kelenjar ludah kecil di langit-langit lunak. Karisnoma sebuah luka terbuka. Tumor yang dimulai dalam kelenjar ludah kecil biasanya muncul sebagai pembengkakan kecil.

Faktor Penyebab

Tumor ganas tumbuhnya relatif lebih cepat karena lebih aktif dan agresif. Jika berada di permukaan tubuh, tumor ini akan membesar dengan cepat dan seringkali disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka diakibatkan oleh suplai nutrisi ke sel-sel tumor yang tidak mampu mengimbangi lagi sel-sel tumor yang jumlahnya sangat cepat dan berlipat ganda. Akibatnya, sel-sel yang berada di ujung tidak mendapat nutrisi dan mati. Jadi, hati-hati jika ada luka yang kotor dan tidak kunjung sembuh dengan pengobatan, bahkan bertambah luas.

Pecandu alkohol pun sangat berisiko terkena tumor. Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Dapat juga terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. "Terjadinya tumor memang bisa disebabkan oleh apa saja, seperti tembakau, alkohol, sifilis, kemudian defisiensi nutrisi atau kurang gizi, cahaya matahari, atau panas dari pipa rokok," terangnya.

Salah satu cara mengurangi risiko terjadinya tumor bibir adalah menghindari cahaya matahari langsung. Jika kerusakan karena cahaya matahari mengenai bibir yang luas, bisa dilakukan pencukuran bibir, di mana seluruh lapisan terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser, untuk mencegah berkembangnya tumor.

Keberhasilan pengobatan tumor mulut dan bibir sangat tergantung pada seberapa jauh tumor itu telah berkembang. Tumor mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh, tetapi menyusup ke dalam kepala dan leher. Jika seluruh tumor dan jaringan normal di sekitar tumor diangkat sebelum tumor menyebar ke kelenjar getah bening, peluang kesembuhannya jarang terjadi.

Pada proses pembedahan, selain yang diangkat adalah tumor di dalam mulut, tetapi juga kelenjar getah bening di bawah dan di belakang rahang dan di sepanjang leher. Penderita tumor mulut atau tenggorokan bisa menjalani terapi penyinaran dan pembedahan atau hanya penyinaran saja. Tapi penyinaran seringkali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut si penderita kering, yang pada gilirannya bisa memicu timbulnya kavitas dan masalah gigi lainnya.

"Menurut literatur, yang lebih banyak terkena tumor lidah adalah laki-laki sekitar 75 persen. Pengobatan pada tumor ganas juga dapat dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan. Kalau tumor jinak, cukup dengan melakukan pembedahan saja," jelasnya

Senin, 14 Juli 2008

prosedur rutin pengobatan gigi di puskesmas


1) Konservatif :
a) Penambalan Tetap :
» Iritasi pulpa dan karies media :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap ( amalgam, art, luxilut, silikat, fuji, dll ).
­ Instruksi.

» Hiperaemi pulpa :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Eugenol kapas.
­ Fletcer.
Pasien diintruksikan kembali 1 ( satu ) minggu lagi. Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti dengan :
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap.
­ Instruksi.

» Hp. Profunda :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl.
­ Zinc phosphat cement.
Pasien diinstruksikan untuk kembali 3 – 7 hari lagi. Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti dengan :
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap.
­ Instruksi.

b) Penambalan Sementara :
» Pulpitis :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat gigi untuk menghilangkan rasa sakit dan obat untuk mematikan saraf gigi ( devitalisasi pulpa ).
­ Tambalan sementara dengan Fletcer atau cavit.
­ Pemberian analgetik peroral.
­ Pasien disuruh kembali 3 ( tiga ) hari lagi. Setelah pasien kembali dilakukan :
­ Bongkar tambalan sementara.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat untuk sterisasi pulpa ( salah satu, TKF, CHKM, chresophene atau rockle, ditaruh di kapas dan diletakkan di ruang pulpa ).
­ Fletcer atau cavit.
Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi. Ketika pasien kembali obatnya diganti. Penggantian obat dilakukan minimal 2 kali. Kalau gigi masih sakit bila diperkusi penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai pasien tidak merasa sakit lagi ketika gigi diperkusi maka gigi dianggap sudah steril. Selanjut di lakukan :
­ Bongkar tambalan sementara.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat mumifikasi ( putrex atau iodoform pasta ).
­ Zinc phosphat cement.
­ Pasien diinstruksikan kembali 1 minggu lagi. Sesudah pasien kembali dilakukan :
­ Pembuangan sebagian sebagian dari Zinc phosphat cement.
­ Preparasi cavitas.
­ Tambalan tetap ( amalgam atau silikat ) tergantung keperluan, fungís dan estetik.
­ Instruksi.

» Gangren pulpa :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene atau rockle ).
­ Fletcer atau cavit.
­ Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.
Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali sehari dengan mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau ganggren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi, penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi. Sesudah pulpa steril proses selanjutnya sama dengan perawatan pulpitis di atas.

» GP dengan PD ( Gangren pulpa dengan Periodontitis ) :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Tutupdengan kapas (longgar).
­ Pemberian antibiotik dan analgesik per oral
­ Intruksikan pasien kembali 3 hari lagi.
Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika diperkusi, perawatan selanjutnya sama dengan perawatan gangren pulpa. Catatan : Prosedur ini dilaksanakan kalau gigi masih memungkinkan untuk dilakukan penambalan tetap.


2) Pencabutan :
a) Pencabutan gigi tetap :
» Oleskan betadin pada gigi yang akan dicabut.
» Penyuntikan dengan obat anestesi ( lidocain atau pehacain ).
» Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari gusi dengan bein.
» Pencabutan gigi.
» Pemberian tampon.
» Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi ( kalau perlu ) per oral.

b) Pencabutan gigi susu :
» Topikal anestesi.
» Pencabutan.
» Pemberian tampon.
» Instruksi.

c) Abses :
» Abses pada akar gigi ( lokal ) :
­ Bersihkan daerah sekitar gigi.
­ Oleskan betadin.
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
­ Instruksikan kepada pasien agar kembali setelah obat habis. Kalau pasien sudah sembuh lakukan pencabutan gigi.

» Abses sub mukosa ( dengan gigi gangren ) :
­ Buka atap pulpa.
­ Bersihkan cavitas.
­ Tutup dengan kapas ( longgar ).
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
­ Instruksikan pasien kembali setelah obat habis, kalau masih bengkak tambah obat lagi untuk dilanjutkan, kalau sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.

» Abses sub cutan ( dengan gigi gangren ) :
­ Oleskan betadin.
­ Pemberian topikal anestesi.
­ Insisi abses.
­ Drainage.
­ Bersihkan.
­ Kalau ekstra oral dan tersedia rubberdam, beri rubberdam untuk drainage.
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan atap pulpa bila memungkinkan.






3) Perawatan Jaringan Periodontal :
a) Calculus :
» Kumur-kumur.
» Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival.
» Dibersihkan.
» Oleskan betadin.
» Instruksi.

b) Periodontitis :
» Oleskan betadin pada gusi.
» Lakukan Curetage.
» Bersihkan dengan menyemprotkan betadin.
» Kumur-kumur.


» Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
» Instruksi.

Minggu, 13 Juli 2008

gawat darurat di dbidang gigi dan mulut


Kecelakaan dapat menyebabkan trauma pada gigi dan mulut. Terutama pada anak2, di katakan hampir 30 persen anak pernah mengalami trauma pada gigi dan wajah pada saat bermain, berolah raga atau aktivitas lainnya.

Akibat kecelakaan pada jaringan mulut, gusi, bibir dan pipi dapat berupa laserasi (luka robek) yang mengakibatkan perdarahan atau pembengkakan. Sedangkan pada jaringan gigi dan tulang dapat menyebabkan avulsi gigi (gigi lepas), perubahan posisi gigi, gigi patah atau bahkan patah tulang rahang atas maupun rahang bawah. Bila keadaan ini terjadi janganlah panik, karena bila orang tua terlihat panik anak2 akan merasa khawatir dan menangis serta tidak kooperatif.

Bila terjadi avulsi (gigi lepas) :
Jika gigi lepas tersebut terjadi pada anak2 usia 5-6 th, tidak perlu merasa terlalu khawatir dengan keadaan tersebut, karena gigi terbebut akan tegantikan oleh gigi dewasa-nya kelak. Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi dan bila perlu dilakukan rongten foto, sehingga dapat dilihat daerah di mana gigi tersebut apakah ada patahan sisa akar atau kondisi lainnya.
Jika gigi dewasa yg lepas
Biasanya terjadi perdarahan pada keadaan ini bisa di hentikan dengan meletakkan gumpalan kapas pada luka tersebut lalu menyuruh anak mengatupkan mulutnya, selanjutnya :
1. Peganglah gigi pada mahkota gigi, jangan pada akarnya (karena hal tersebut akan merusak sel2 yang diperlukan untuk menempelnya gigi ke tulang).
2. Cuci gigi dengan kucuran air bersih tetapi jangan di gosok.
3. Masukan gigi pada mulut diantara pipi dan gusi untuk menjaga tetap lembab atau bila memungkinkan bungkus dengan kasa bersih dan masukan ke dalam wadah yg di isi susu.
4. Segera hubungi dokter gigi terdekat untuk dilakukan penanaman kembali (replanted) dan splinting (fiksasi gigi).

faktor waktu sangat menentukan untuk melakukan replanted. Jika ada bisa bertemu doktergigi dalam waktu ½ jam prognosisnya akan baik, jika lebih dr itu, maka keberhasilan replanted akan berkurang antara 80- 60 %

Bila terjadi perubahan posisi gigi dari lengkung gigi
Lakukan reposisi dengan cara menekan dengan lembut untuk mengembalikan gigi ke posisi semula dan katupkan rahang untuk mencegah pergerakan gigi, dan segera hubungi dokter gigi, untuk di lakukan splinting.

Bila Gigi Patah
Gigi patah bisa berbagai macam kondisi mulai dari patah hanya pada email sampai patah seluruh mahkota, berkumur dengan air hangat dan segera hubungi dokter gigi untuk dilakukan perawatan selanjutnya.

Bila terjadi luka pada jaringan lunak:
Luka pada jaringan lunak dapat terjadi pada gusi, bibir, lidah dan pipi. Segera cuci dan Bersihkan luka dengan air hangat dan hubungi RS sakit terdekat. Untuk mencegah perdarahan yang lebih banyak pada luka, lalukan penekanan dengan kasa steril, pada lidah, tarik lidah dan lakukan penekanan dengan kasa streril

Rahang Patah
Biasanya terjadi perubahan gigitan (mulut tidak bisa di katupkan dan terbatas pada saat dibuka), ketidak simetrisan wajah, pergerakan rahang yang abnormal, sakit pada saat rahang digerakan, pembengkakan, luka laserasi yg terjadi pada daerah gusi dan mukosa mulut, perubahan warna, hipersalivasi dan Halitosis (akibat berkurangnya pergerakan normal mandibula dapat terjadi stagnasi makanan dan hilangnya efek “self cleansing”) karena gangguan fungsi pengunyahan, Numbness (rasa baal), kelumpuhan dari bibir bawah, biasanya bila fraktur terjadi di bawah nervus alveolaris. lakukan kompres dingin dengan es yang di masukan ke dalam kantong plastik lalu segera hubungi Rumah Sakit terdekat.

Bila terjadi trauma pada wajah, sebaiknya segera hubungi dokter gigi terdekat, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, rahang yg patah dan tidak terawat dapat menyebabkan kelainan struktur yang lebih parah terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan dapat menyebabkan cacat wajah sebab sendi temporo mandibular joint (sendi yang menghubungkan tulang tengkorak dan tulang rahang) merupakan pusat pertumbuhan pada wajah.

The sooner the better, dalam istilah medis terdapat masa yang disebut golden periode pada perawatan. Dimana pada masa itu, invasi bakteri belum menyebabkan infeksi dan luka masih baru selain hasil perawatannya juga sangat baik juga mencegah kerusakan yang lebih parah atau kehilangan sruktur maupun fungsi.

aspek kesehatan gigi pada usia lanjut


Meski ditakuti semua orang, namun masa lanjut usia (lansia) pasti datang. Lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang akan dikarunia usia panjang. Tandanya, ada perubahan anatomis, fisiologis, dan biomekanik di dalam sel tubuh sehingga mempengaruhi fungsi sel jaringan dan organ tubuh.
‘’Penuaan didefinisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap penyakit dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya,’’
Tanda dan gejala penuaan antara lain, terjadi kemunduran biologis. Gejalanya, fisik mundur. Misalnya, mulut mulai mengendor. Wajah timbul garis-garis menetap dan keriput. Rambut beruban. Kehilangan gigi geligi. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. Mudah dan cepat lelah. Gerakan lamban dan tidak lincah. Juga kerampingan tubuh hilang.
Gejala lain,, terjadi kemunduran kemampuan kognitif. Misalnya, menjadi pelupa. Skor yang dicapai dalam tes intelegensia lebih rendah. Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.
‘’Tapi, menjadi tua dapat mendatangkan suatu keuntungan karena dianggap lebih bijaksana dan berwibawa. Akibatnya, dipercaya melaksanakan berbagai tugas kemasyarakatan,’’
Menurut laporan Biro Sensus USA, peningkatan jumlah populasi lansian di Indonesia tahun 1990-2025 akan mencapai 414%. Ini merupakan angka tertinggi di dunia. Berdasarkan data kependudukan tahun 2003, jumlah lansia yang berusia lebih 60 tahun adalah 17.777.700 jiwa dari total populasi. Dan, ini akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Tahun 2000, Indonesia merupakan negara ke-4 dengan penduduk lansia terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Berbicara mengenai masalah kesehatan gigi pada lansia, putra pasangan Drs.H.A.Razak Yunus Petta Lallo/Hj Sitti Saadiah Dg Caya ini mengatakan, kehilangan gigi pada lansia merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas kesehatan lansia. Kehilangan gigi akan sangat berpengaruh terhadap penyerapan dan metabolisme zat gizi yang diserap oleh tubuh sehingga tubuh kekurangan gizi.
Kata Dharmautama, pada masa depan, perawatan gigitiruan (GT) akan lebih bervariasi dan rumit. Fakta menunjukkan, pasien cenderung menunda perawatan GT, sehingga timbul kesulitan dalam pembuatannya. Sebab, terjadi kerusakan yang lebih parah.
‘’Kesulitan ini sebagian dapat diatasi dengan pemasangan GT lepasan, GT jembatan maupundengan pemasangan implan. Meskipun demikian, kemunduran fisik yang kronis, emosi, dan kesehatan dapat melemahkan prognosis perawatan secara menyeluruh, jika perawatan kesehatan gigi dan mulut tidak dilakukan secara teratur,’’ ujarnya.
Perubahan morfologis dan fungsional yang terjadi pada lansia menyebabkan perlu penegakan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Beberapa faktor yang perlu diperhatian; faktor sistemik mencakup nutrisi, penyakit sistemik, perubahan neurofisiologis, perubahan mental. Faktor lokal meliputi:perubahan fisiologis rongga mulut, ‘’atropi alveolar ridge’, ‘’lesi mukosa rongga mulut’’, kebersihan ‘’rongga mulut’’.
Ada beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian pada perawatan gigi lansia dengan rencana perawatan pembuatan GT antara lain;
• Tidak semua gigi yang tersisa harus dicabut. Jangan paksakan untuk membuat GT penuh. Untuk mencabut sisa akar gigi pun perlu pertimbangan.
• Pasien yang telah lama memakai GT dan telah merasa nyaman dengan GT-nya sebaiknya tidak dipaksa membuat yang baru, hanya bila terlihat ada kelainan di mulut akibat GT tersebut.
• Pada lansia umumnya mengalami kemunduran dari organnya dan akan berpengaruh pada keberhasilan perawatan GT.
• Pasien lansia sering memperbesar masalah/keluhan, sehingga kita sering terkecoh jika kurang waspada. Untuk itu jangan terlalu banyak memberi janji muluk agar tidak mengecewakan pasien.
• Kondisi fisiknya telah lemah, untuk itu kunjungan dipersingkat tapi padat hasil.
• Jarak dimensi vertical (tinggi wajah dalam arah vertikal) pada lansia secara fisiologis selalu berkurang dengan bertambahnya usia, dan sifatnya ‘’irreversible’’; tapi jarak ‘’free-way space’’ bertambah (kira-kira 5-10 mm).
• Posisi antar-rahang harus ditetapkan secara cermat.
• Perbaikan GT yang longgar dilakukan setelah pemeriksaan klinis menunjukkan indikasinya.
• Ketidakstabilan emosi, banyak pasien mengajukan keluhan yang sebenarnya tidak ada.
• Penurunan kemampuan mendengar, melihat, mengingat, dan menangkap informasi akan menyulitkan komunikasi antara doktergigi dengan pasien.
• Koordinasi motorik yang rendah mengakibatkan penderita sulit membersihkan gigi dan rongga mulut, yang pada akhirnya berdampak pada kemunduran kesehatan gigi.
• Kekebalan tubuh yang menurun memungkinkan sel-sel mudah mengalami kerusakan, reaksi alergi, infeksi, serta proses penyembuhan yang lambat.

space maintener pada gigi sulung

Kehilangan dini gigi sulung akan mengakibatkan gigi tetangganya bergeser karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mengatasi masalah kehilangan dini gigi sulung adalah dengan penggunaan alat penahan ruang yang dikenal dengan space maintainer. Namun pembuatan space maintainer membutuhkan waktu dan biaya yang besar untuk proses laboratorium. Pada tulisan ini akan dilaporkan suatu kasus kehilangan dini gigi molar satu sulung rahang atas menggunakan space maintainer yang dapat segera dilakukan, mudah, dan murah, yaitu space maintainer cekat sederhana yang direkatkan dengan komposit resin berkemampuan mengalir.

Pendahuluan

Kehilangan dini gigi sulung akan mengakibatkan gigi tetangganya bergeser karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.[i] Kehilangan dini gigi molar sulung dan kegagalan untuk menjaga ruang tersebut selama masa pertumbuhan dan perkembangan akan mempengaruhi oklusi normal pada gigi permanennya.[ii]

Alat yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung adalah space maintainer. Namun pembuatan space maintainer membutuhkan biaya yang besar untuk proses laboratorium.[iii]

Pada tulisan ini akan dilaporkan suatu kasus kehilangan dini gigi molar satu sulung rahang atas menggunakan space maintainer yang mudah dan murah dilakukan, yaitu space maintainer cekat sederhana yang direkatkan dengan komposit resin berkemampuan mengalir.

Tinjauan pustaka

Indikasi penggunaan space maintainer adalah apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.[iv] Apabila terdapat maloklusi dan maloklusi akan bertambah parah dengan adanya kehilangan ruang, maka evaluasi orthodonti perlu dipertimbangkan.

Waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera setelah kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi.

Kontra indikasi space maintainer adalah tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi dan kekurangan ruang untuk erupsinya, ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi, kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan perawatan orthodonti, dan gigi permanen penggantinya tidak ada.

Syarat suatu space maintainer adalah dapat menjaga ruang dimensi proksimal, tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya, tidak menggangu erupsi gigi permanen, tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan mandibula, disain yang sederhana, dan mudah dibersihkan.

Klasifikasi space maintainer menurut Snawder 1980 adalah (1) space maintainer cekat dengan band, (2) space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa asam, (3) space maintainer lepasan dengan band atau semi-cekat, (4) space maintainer lepasan tanpa band, (5) space maintainer fungsional atau dapat dikunyah, dan (6) space maintainer nonfungsional.

Kekurangan space maintainer cekat (fixed space maintainer) adalah (1) cenderung mengakibatkan tipping dan rotasi gigi penyangga,[v] (2) menyebabkan terjadinya retensi plak sehingga terjadi daerah demineralisasi dan karies pada gigi penyangga, (3) membutuhkan preparasi pada gigi penyangga,[vi] (4) membutuhkan waktu kunjungan yang lama,(5) membutuhkan proses laboratorium yaitu pensolderan, (6) daerah solder mudah rusak,[vii] dan (7) sitotoksik karena terdapat daerah solder.[viii]

Kondisi gigi yang memenuhi syarat untuk pemasangan space maintainer cekat sederhana yang direkatkan dengan komposit resin berkemampuan mengalir adalah (1) kehilangan dini gigi molar sulung, (2) terdapat gigi di mesial dan distal dari ruang gigi yang telah hilang untuk gigi penyangga, dan (3) tidak ada restorasi pada permukaan bukal dari gigi penyangga. Secara radiografis harus memenuhi syarat sebagai berikut (1) tidak ada resorbsi patologis pada gigi penyangga, (2) adanya gigi permanen pengganti, (3) benih gigi permanen pengganti masih tertutup tulang, (4) pembentukan akar gigi permanen pengganti belum selesai, dan (5) tidak ada kondisi patologis pada jalur erupsi gigi permanen pengganti.


Gigi cenderung akan bergeser ke arah mesial karena adanya fenomena ”mesial drifting tendency” dan gaya dari gigi posterior yang akan erupsi pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Akibat dari kehilangan dini satu atau lebih gigi sulung, dapat mengakibatkan (1) pergeseran midline, (2) gigi berjejal, (3) perubahan pada lengkung gigi, dan (4) kehilangan ruang untuk gigi tetap penggantinya.

Menurut Hoffding dan Kisling (1978) kehilangan dini gigi molar satu sulung pada maksila akan mengakibatkan berjejalnya gigi posterior dan kehilangan ruang pada mandibula, sedangkan kehilangan dini gigi molar dua sulung baik pada maksila ataupun mandibula akan mengakibatkan perubahan arah horizontal pada hubungan molar permanennya.[x]

Komposit resin berkemampuan mengalir memiliki jumlah filler (bahan pengisi) lebih sedikit daripada komposit resin condensable (condensable resin composite) sehingga viskositasnya menjadi encer, tetapi memiliki jumlah matriks yang sama dengan komposit resin condensable. Sifat mekanis komposit resin akan berkurang apabila bahan pengisi dikurangi, namun dengan bahan pengisi yang halus daya tahan terhadap keausan akan meningkat. Secara umum sifat-sifat mekanis yang meliputi kekuatan kompresi, kekuatan tarik, kekuatan flexural dan toughness dari berbagai komposit resin berkemampuan mengalir lebih rendah namun tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan komposit resin condensable .[xi]

Sesuai dengan namanya, resin komposit berkemampuan mengalir memiliki sifat thixotropik yaitu kemampuan untuk beradaptasi pada kavitas dan daerah yang sulit dicapai dengan bahan komposit resin condensable, selain itu juga untuk mengurangi gelembung udara yang dapat terjebak pada saat aplikasi bahan.[xii]

tentang gigi sulung

Dok..bisa dijelasin tentang apa gigi susu? Apa benar gigi susu pada anak kecil akan tanggal semua saat usia anak-anak,sehingga gigi yang kurang baik susunannya bisa diatur kembali. Tips supaya gigi anak tidak berlubang dan teratur, gimana dok?

Jawab:

1. Gigi susu atau sering juga disebut gigi sulung adalah gigi yang tumbuh perlahan sejak bayi masih berada dalam kandungan, yang berfungsi untuk mengunyah guna membantu memudahkan pencernaan dan penyerapan zat gizi makanan.
2. Tidak selamanya gigi susu pada anak-anak akan tanggal semua. Pada beberapa kasus, ada gigi susu yang tidak tanggal meskipun telah melewati waktu tanggalnya. Rentang usia 6-12 tahun adalah masa yang "kritis" bagi kesehatan gigi anak. Maksudnya, pada usia inilah setiap anak mengalami masa gigi campuran, yaitu gigi susu mulai tanggal satu-persatu, digantikan dengan gigi tetap. Di masa ini banyak sekali masalah yang timbul. Misalnya, satu gigi mau tumbuh, gigi lain berlubang. Atau salah satu gigi tumbuhnya miring (susunan tidak rata), sedangkan gigi lainnya sulit menembus gusi sehingga menimbulkan pembengkakan, bahkan radang.
Pertumbuhan dan perkembangan gigi pada anak adalah hal yang seharusnya diketahui oleh orang tua. Proses pertumbuhan dan perkembangan gigi ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak secara umum. “Sehatkah gigi anak saya,” mungkin pertanyaan tersebut akan terlintas didalam benak banyak ibu yang memiliki anak masih balita. Permasalahan perawatan gigi memang bukan masalah sederhana yang bisa diremehkan apalagi pada anak berusia di bawah lima tahun. Dengan perawatan yang benar sejak dini maka resiko munculnya permasalahan gigi saat anak tumbuh dewasa dapat dicegah.
Merawat gigi anak sejak dini dapat menghindari proses kerusakan gigi lebih lanjut/parah, seperti berlubang, permukaan gigi banyak sekali sisa makanan, bengkak, dll. Saat gigi anak bermasalah, bukan saja akan mengganggu konsentrasi anak, secara kosmetik gigi yang tidak sehat membuat anak menjadi kurang pede (percaya diri) dalam bergaul. Salah satu jenis gigi yang memerlukan perhatian lebih adalah gigi susu. Fenomena yang ada di masyarakat adalah anggapan yang salah mengenai perawatan dan penanganan gigi susu yang dianggap tidak perlu. Pada periode gigi susu ini, berikan pengertian pada anak tentang pentingnya menggosok gigi. Caranya, dengan memberitahu anak bagaimana cara menyikat dan memakai sikat gigi yang benar. Tentunya, dengan motivasi ini akan menumbuhkan sikap disiplin hingga ia dewasa. Perawatan gigi susu dengan teratur ini bertujuan untuk menghilangkan penyakit serta memulihkan kesehatan sang anak, mencegah permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang lebih komplek, menghindarkan sang anak dari rasa sakit yang dapat menyiksa sang anak, dan memelihara pengunyahan yang nyaman serta efisien.
Selain itu usia yang paling tepat untuk melakukan tindakan pada gigi anak juga harus diperhatikan bagi orang tua. Anak-anak sebaiknya menjalani pemeriksaan gigi sejak usia 18 bulan. Masalah gigi berlubang bisa jadi adalah masalah yang paling umum menimpa anak-anak. Hal ini dilatar belakangi beberapa faktor yang kebanyakan karena perilaku penanganan kebersihan gigi yang kurang diperhatikan, salah satunya adalah pola menyikat/membersihkan gigi. Untuk mencegahnya, sebaiknya para orang tua memperhatikan beberapa tips di bawah ini, agar sang anak tidak mengalami gigi berlubang, di antaranya:

- Pilihlah sikat gigi yang sesuai dengan ukuran gigi dan mulut anak, pilihlah bulu sikat yang ukurannya tidak lebih dari 4 kali ukuran gigi sulung geraham anak.
- Berikan kesempatan pada anak untuk menyikat gigi sendiri agar dia bisa mengeksplor daerah mulutnya, selanjutnya orang tua boleh membantu anaknya menyikat gigi.
- Hindari sebisa mungkin menggunakan peralatan makan bersama, berbagi makanan/minuman, atau hanya sekadar meniupkan makanan/minuman sang anak sebelum mereka konsumsi. Karena, ternyata kebiasaaan ini dapat memicu penularan bakteri.
- Sebaiknya orangtua rajin membawa anak melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali. Bisa lebih sering jika ditemukan banyak masalah. (*)

Selasa, 08 Juli 2008

penyakit periodontal pada penderita kencing manis

Pendahuluan
Penyakit periodontal adalah kelompok lesi yang mengenai jaringan di sekitar dan penyangga gigi geligi pada rongganya.
Penyakit ini secara umum dikelompokkan menjadi ginggivitis adan periodontitis. Prevalensi penyakit ini cukup tinggi di masyarakat.
Penyakit periodontal merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.

Etiologi penyakit periodontal
Penyakit ini berhubungan dengan mikroorganisme dan produk-produknya yang ditemukan pada plak supra dan sub ginggiva, kemudian juga restorasi yang menggantung atau overhangging sehingga hal ini menimbulkan impaksi makanan, faktor sistemik bisa mengubah respon jaringan terhadap bakteri, sehingga bisa mempengaruhi keparahan periodontitis, tetapi ia tidak memulai respon inflamasi atau keradangan.

Peranan penyakit diabetes pada penyakit periodontal
Manifestasi jaringan periodontal dari penyakit sistemik bervarisi tergantung penyakit spesifik, respon individual dan faktor lokal yang ada. Faktor sistemik terlibat dalam penyakit periodontal dengan saling berhubungan dengan faktor lokal. Faktor sistemik saja tidak bisa menyebabkan respon keradangan pada penyakit periodontal,tetapi harus ada faktor lokal yang mendukung.
Pada pasien kencing manis, bila faktor lokal pada riongga mulutnya buruk, akan bisa menyebabkan gangguan yang lebih lanjut lagi, oleh karena seorang dengan kencing manis mempunyai kelainan pada sistemiknya.

Patogenesa diabetes pada penyakit periodontal.
Pasien dengan kencing manis mempunayi resiko terhadap penyakuit periodontal dini dengan cara:
1.Perubahan vaskuler. Terjadi penebalan membrana basalis pada dinding vaskuler sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan elkiminasi sampah metabolit.
2.Perubahan mikroflora, à daerah sulkus ginggiva akan tercipta lingkungan yang baik untuk perkembang biakan penyakit periodontitis ini.
3. disfungsi neutrofil. Terjadi depresi kemotaksis maupun fagositosis dalam respon imune.

Tips pencegah penyakit periodontal pada pasien dengan diabetes
- Jaga lingkungan rongga mulut anda,
- Bersihkan karang gigi / scaling teratur 6 bulan sekali
- Perhatikan pola diet, olahraga teratur
- Cek gula darah
Pertanyaan ? contack me. 0334-7709898

sublingual abses/phlegmon dasar mulut

Pada gigi manusia terdapat fase-fase, fase ini adalah fase geligi sulung, fase geligi campur dan fase geligi permanen.Fase – fase ini bila terdapat gangguan maka akan mempengaruhi pertumbuhan geligi permanen nantinya. Maka seyogyanya pada fase-fase ini pertumbuhan dan perkembangan dari geligi itu sendiri harus selalu diperhatikan dengan seksama.
Garis besar anatomi gigi adalah sebagai berikut:
1.Mahkota gigi/email/enamel. Merupakan penampakan paling luar dari geligi manusia, ia berfungsi melindungi struktur yang berada dibawahnya.
2. Dentin, ia disebut juga tulang gigi, didalamnya terdapat tubuli dentinalis yang merupakan reseptor rangsangan yang akan dikirim ke pulpa gigi.
3. Pulpa. Ia disebut juga dengan ruang saraf gigi, didalamnya terdapat pembuluih darah, pembuluh limphe dan saraf gigi. Saraf gigi ini merupakan bagian dari saraf pada keseluruhan badan kita, gangguan pada struktur ini pada hakikatnya merupakan gangguan pula pada keseluruhan tubuh.

Fokal infeksi
Merupakan suatu infeksi yang terjadi pada gigi tetapi penyebarannya bisa terjadi pada organ tubuh yang letaknya jauh. Fokal infeksi inilah yang menimbulkan fenomena yang aneh yang dirasakan pada penderita, maka oleh karenanya dibutuhkan suatu pemeriksaan yang jeli sebelum diagnosa ini ditegakkan.
Jaringan atau strukture yang berada disekitar gigi ini merupakan suatu potential space yang bisa merupakan tempat bagi bersarangnya produk-produk dari keradangan.
Suatu komplikasi yang yang berhubungan oleh karena adanya suatu infeksi dari gigi dan jaringan disekitarnya ini salah satunya adalah :Phlegmon/ sublingual abses. Phlegmon adalah penyebab kematian yang tersering bila menyerang pada seseorang dengan keadaan tubuh yang lemah serta mempunyai komplikasi dengan penyakit lainnya.Di rumah sakit islam insiden kematian pada penyakit ini termasuk tinggi oleh karena ketidakpatuhan dari penderita agar mendapatkan perawatan paripurna.



--000000000--

anatomi gigi secara sederhana

Gigi merupakan anggota tubuh manusia yang paling kuat, bila seseorang meninggal cukup lama maka organ yang tersisa selain rambut adalah gigi.
Gigi terdiri dari :
(1).Mahkota gigi : Disebut juga enamel atau email
Didalam enamel terdapat : (2) Dentin, dentin adalah tulang gigi, terdapat saraf sensoris yang bisa menghantarkan rangsangan ke pulpa., pada (3) pulpa terdapat : Ruang pulpa yang terisi pembuluh darah , jaringan limphe dan saraf gigi.
Gigi tertanam didalam ginggiva atau gusi dan tulang alveolaris atau tulang rahang
Gigi permanen berjumlah 32, sedangkan gigi sulung berjumlah 10.

Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang bisa mempengaruhi kesehatan di bagian tubuh yang lain, hakikatnya gangguan pada gigi juga bisa mempengaruhi kesehatan anggota tubuh yang lain, hal ini disebut dengan FOKAL INFEKSI, infeksi ini pencetus bakterimia, jadi hati-hatilah dan rawatlah kesehatan gigi anda selalu.

anatomi gigi dan jaringan sekitarnya, serta hubungannya dengan penyakit diabetes melitus

Oleh, drg.DONDY. disusun untuk pembekalan praktek magang siswa di Rumah Sakit Islam lumajang


Pada gigi manusia terdapat fase-fase, fase ini adalah fase geligi sulung, fase geligi campur dan fase geligi permanen.Pada Fase ini bila terdapat gangguan maka akan mempengaruhi pertumbuhan geligi permanen nantinya. Maka seyogyanya pada fase-fase ini pertumbuhan dan perkembangan dari geligi itu sendiri harus selalu diperhatikan dengan seksama.
Garis besar anatomi gigi adalah sebagai berikut:
1.Mahkota gigi/email/enamel. Merupakan penampakan paling luar dari geligi manusia, ia berfungsi melindungi struktur yang berada dibawahnya.
2. Dentin, ia disebut juga tulang gigi, didalamnya terdapat tubuli dentinalis yang merupakan reseptor rangsangan yang akan dikirim ke pulpa gigi.
3. Pulpa. Ia disebut juga dengan ruang saraf gigi, didalamnya terdapat pembuluih darah, pembuluh limphe dan saraf gigi. Saraf gigi ini merupakan bagian dari saraf pada keseluruhan badan kita, gangguan pada struktur ini pada hakikatnya merupakan gangguan pula pada keseluruhan tubuh.

Fokal infeksi
Merupakan suatu infeksi yang terjadi pada gigi tetapi penyebarannya bisa terjadi pada organ tubuh yang letaknya jauh. Fokal infeksi inilah yang menimbulkan fenomena yang aneh yang dirasakan pada penderita, maka oleh karenanya dibutuhkan suatu pemeriksaan yang jeli sebelum diagnosa ini ditegakkan.
Jaringan atau strukture yang berada disekitar gigi ini merupakan suatu potential space yang bisa merupakan tempat bagi bersarangnya produk-produk dari keradangan.
Suatu komplikasi yang yang berhubungan oleh karena adanya suatu infeksi dari gigi dan jaringan disekitarnya ini salah satunya adalah :Phlegmon/ sublingual abses. Phlegmon adalah penyebab kematian yang tersering bila menyerang pada seseorang dengan keadaan tubuh yang lemah serta mempunyai komplikasi dengan penyakit lainnya.Di rumah sakit islam insiden kematian pada penyakit ini termasuk tinggi oleh karena ketidakpatuhan dari penderita agar mendapatkan perawatan paripurna.

Penyakit periodontal ( jaringan penyangga gigi ) pada penderita kencing manis

Pendahuluan
Penyakit periodontal adalah kelompok lesi yang mengenai jaringan di sekitar dan penyangga gigi geligi pada rongganya.
Penyakit ini secara umum dikelompokkan menjadi ginggivitis adan periodontitis. Prevalensi penyakit ini cukup tinggi di masyarakat.
Penyakit periodontal merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.


Etiologi penyakit periodontal
Penyakit ini berhubungan dengan mikroorganisme dan produk-produknya yang ditemukan pada plak supra dan sub ginggiva, kemudian juga restorasi yang menggantung atau overhangging sehingga hal ini menimbulkan impaksi makanan, faktor sistemik bisa mengubah respon jaringan terhadap bakteri, sehingga bisa mempengaruhi keparahan periodontitis, tetapi ia tidak memulai respon inflamasi atau keradangan.
Peranan penyakit diabetes pada penyakit periodontal
Manifestasi jaringan periodontal dari penyakit sistemik bervarisi tergantung penyakit spesifik, respon individual dan faktor lokal yang ada. Faktor sistemik terlibat dalam penyakit periodontal dengan saling berhubungan dengan faktor lokal. Faktor sistemik saja tidak bisa menyebabkan respon keradangan pada penyakit periodontal,tetapi harus ada faktor lokal yang mendukung.
Pada pasien kencing manis, bila faktor lokal pada riongga mulutnya buruk, akan bisa menyebabkan gangguan yang lebih lanjut lagi, oleh karena seorang dengan kencing manis mempunyai kelainan pada sistemiknya.
Patogenesa diabetes pada penyakit periodontal.
Pasien dengan kencing manis mempunyai resiko terhadap penyakit periodontal dini dengan cara:
1.Perubahan vaskuler. Terjadi penebalan membrana basalis pada dinding vaskuler sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan elkiminasi sampah metabolit.
2.Perubahan mikroflora,  daerah sulkus ginggiva akan tercipta lingkungan yang baik untuk perkembang biakan penyakit periodontitis ini.
3. disfungsi neutrofil. Terjadi depresi kemotaksis maupun fagositosis dalam respon imune.
Untuk mencegah penyakit periodontal pada pasien dengan diabetes adalah sebagai berikut :
- Jaga lingkungan rongga mulut anda,
- Bersihkan karang gigi / scaling teratur 6 bulan sekali
- Perhatikan pola diet, olahraga teratur
- Cek gula darah

Melalui paparan sekilas diatas, perlulah kiranya kita memandang suatu kelainan pada kesehatan /penyakit merupakan suatu bentuk atau hasil akhir yang bersifat holistik/ umum dimana berarti bahwa adanya suatu penyakit pada organ tertentu bisa diakibatkan oleh kelainan lain yang kadangkala tidak berhubungan dengan kelainan yang nampak pada saat itu.



Terimakasih, semoga bermanfaat,.
Salam sayang untuk semua,
Wassalam WrWb
--ooOOoo--