Sabtu, 14 Maret 2009

suara dari pasien untuk teman2 dokter

Pilihan untuk Mencintai Pekerjaan Kita

Liburan sekolah kali ini anak saya meminta untuk disunat. Sebagai orang tua, saya & ayahnya sih setuju saja jika dia memang sudah siap. Tetapi jujur saya sempat memikirkan dengan dokter siapa ya dia sebaiknya disunat.

Tanya sini tanya sana, akhirnya kami mendapatkan satu buah nama.Seorang dokter yang sudah cukup senior & ternama di bidangnya.

Pada kunjungan pertama, tanpa ekspektansi apa-apa, kami masuk ke ruangan praktek beliau.

Yang kami temui pertama kali adalah senyum ramah beliau menyapa kami & dengan akrab menanyakan apa yang bisa ia bantu. Weleh, jujur saya saat itu sudah cukup kagum.

Kenapa? Karena jarang-jarang rasanya ada seorang dokter yang menyapa kami dengan senyuman ramahnya, apalagi dokter senior seperti beliau (atau paling tidak ini pengalaman saya ya dengan beragam macam dokter).

Yang bikin saya juga tambah mendecakkan lidah adalah tatapan matanya yang langsung tertuju ke kami.

Umumnya (sekali lagi ini pengalaman saya ya) dokter-dokter yang kami kunjungi ketika kami masuk ke ruangannya ‘hanya menyapa’ (kadang-kadang cuma berdehem malah) sambil menundukkan kepala sibuk membaca medical record yang terpampang di depannya.

As if mungkin lebih penting membaca data kuantitatif yang ada di medical record itu daripada melihat, menyapa, secara langsung si pemilik medical record.

Kekaguman kami makin bertambah ketika dalam proses selanjutnya, ia tidak segan-segan membantu apa yang bisa ia bantu, berakrab-akrab ria pula dengan anak kami dan juga tidak ‘malas’ untuk membalas sms yang kami kirimkan ketika ada pertanyaan yang ingin kami ajukan.

Saya selalu kagum dengan orang-orang yang begitu mencintai pekerjaannya hingga orang-orang di sekelilingnya pun bisa merasakan perasaan positif tersebut. Kagum dengan orang-orang yang melakukan pekerjaannya all out hingga berbuat semaksimal mungkin.

(drDondy) : semoga bisa jadi renungan kita para dokter untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien2 kita...

Pekerjaan dan Kita ditulis oleh : Unrated

Liza Marielly Djaprie

seorang psikolog dan ahli terapi di jakarta. untuk selengkapnya tulisan beliau bisa dilihat di :

http://www.pengembangandiri.com/articles/43/1/Pekerjaan-dan-Kita/Page1.html

2 komentar:

Anonim mengatakan...

haii dok...
aq pernah dicuekin ama dokter gigi t4 aq cabut gigi dikotaq.
masuk ruang praktek ga pake nyapa, lgsg disuru duduk.
abis cabut gigi, bayar, trus dokterx lgsg baca koran. tinggallah aq yg terbengong2...
kirain dia mo ngasih instruksi2 pasca penabutan. ternyata engga sm skali.
ga bakal ke sana lagi dahh....

Dondy Setyawan,drg. mengatakan...

hehhe..iyah iyah...setiap orng mempunyai karakter yang berbda..biasanya itu yang sudah senior yah ? hehehe...tetapi memang etikanya gak boleh bgtuh, pasien juga masnusia dan juga bukan obyek, beramah tamah adalah sangat perlu, olehkarena paradigma kesehatan sekrang adalah berubah, kalau dlu ada anggapan pasien yang butuh dr, skarnag berubh kok,,,dokter yang butuh pasien... saling menguntungkan ..bagaimanapun juga kesehatan adlah industri bisnis jasa selain juga sosial, so dikatakan bisnis jadi harus customer satisfaction dong pada pasien...
para dokter yang baca ini, anda setuju dgn pendapat saya ?